Minggu, 04 Desember 2011

KHAYALAN TENTANG BURUNG DINO DI DISCOVERY CHANNEL

Sebuah documenter tentang dinosaurus ditayangkan di Saluran Discovery pada bulan Januari 2003. Sebagian besar film ini khusus membicarakan cara hidup dinosaurus. Berbagai fosil dinosaurus ditunjukkan, dan spekulasi berlanjut mengenai kebiasaan makan mereka dan apakah mereka karnivora. Dengan adanya pencerahan dari penemuan fosil besar-besaran, terutama di benua Asia dan Amerika, program ini mencoba mereka rute migrasi yang mungkin dilalui makhluk-makhluk raksasa ini.

10 menit terakhir film ini berisi pendahuluan tentang "dinosaurus berbulu", yang sangat sering digunakan dalam propaganda dinosaurus. Mereka berkeras bahwa bulu-bulu telah ditemukan pada salah satu fosil yang disebut Caudipteryx, dan fosil ini katanya mewakili bentuk peralihan dalam evolusi burung.

Pernyataan yang dibuat oleh Discovery Channel mengenai fosil tidak pernah ada. Teori burung dino, yang berdasarkan dua fosil, luntur dengan adanya fakta-fakta ilmiah. Pertimbangan yang lebih luas tentang penemuan ilmiah yang benar-benar meruntuhkan teori burung dino dapat ditemukan di situs web kami www.darwinismrefuted.com.

Fosil pertama dari kedua fosil, yang ditayangkan dalam film ini adalah Sinosauropteryx. Ketika fosil ini pertama ditemukan tahun 1996, dinyatakan bahwa ia memiliki struktur yang mirip dengan bulu. Namun, analisa mendetil selanjutnya pada tahun 1997 menunjukkan bahwa struktur ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan bulu. Maka, evolusionis kemudian meninggalkan pernyataan mereka bahwa makhluk ini berbulu.

Spesies kedua yang dinyatakan berbulu dalam dokumenter ini adalah Caudipteryx. Evolutionis tidak pernah menyampaikan bahawa Caudipteryx tidak memiliki kemampuan terbang. Makhluk ini memiliki lengan pendek dan kaki panjang, serta memiliki anatomi yang jauh lebih cocok untuk berlari. Bentuk utama yang menyebabkan tidak validnya pendapat bahwa Caudipteryx mungkin merupakan nenek moyang burung adalah usianya. Caudipteryx, yang berusaha digambarkan Phil Currie sebagai spesies transisi, usianya sekitar 120 juta tahun. Archaeopteryx, burung tertua yang diketahui, 30 juta tahun lebih tua daripada itu. Burung Archaeopteryx yang 150 juta tahun lebih tua merupakan bukti nyata bahwa Caudipteryx bukanlah spesies peralihan. Archaeopteryx hidup lama sebelum Caudipteryx dan dapat terbang dengan sempurna seperti halnya burung modern.

Teori burung dino sebenarnya berisi alat propaganda yang agak dangkal, sehingga bahkan sejumlah ilmuwan evolusionis menolaknya. Dalam tulisan di New Scientist, ornitholog Alan Feduccia menunjukkan perbedaan anatomis antara burung dan dinosaurus dan menyatakan bahwa dari sudut pandang pelaeontolog, teori ini memalukan:

Memang, saya telah mempelajari tengkorak burung selama 25 tahun dan saya tidak melihat persamaan apapun. Saya sama sekali tidak melihatnya… Menurut saya, jika Theropoda [dinosaurus yang berjalan dengan dua kaki dan pemakan daging] dianggap sebagai asal muasal burung, maka akan menjadi peristiwa paling memalukan bagi palaeontolgi abad 20. 1

Seorang ornitholog lainnya, Larry Martin, memberikan komentar berikut dalam tulisan yang sama:

Sejujurnya, jika saya harus mendukung bahwa asal usul burung dari dinosaurus, dengan karakter-karakter tersebut, saya akan sangat malu setiap kali harus berdiri dan berbicara mengenainya.2

Asal mula burung adalah dari burung. Sama sekali tidak masuk akal jika dinosaurus atau hewan darat lain tiba-tiba memiliki kemampuan terbang sebagai hasil mutasi bertahap. Ini disebabkan karena tubuh burung dirancang khusus untuk terbang. Saat seseorang meneliti sayap, bulu, paru-paru dan struktur burung lainnya, maka ia akan menemukan ciri-ciri khusus untuk terbang yang tidak ditemukan pada hewan darat manapun. Ciri yang paling penting adalah bentuknya yang tidak mungkin dikurangi. Sayap, paru-paru dan bulu harus ada dalam bentuk lengkap agar dapat terbang. Seorang evolusionis Turki, Engin Konur mengatakan:

Kesamaan sifat antara mata dan sayap adalah keduanya hanya dapat berfungsi jika bentuknya sempurna. Dengan kata lain, mata yang baru setengah terbentuk tidak akan dapat melihat; burung dengan sayap setengah terbentuk tidak dapat terbang. Bagaimana organ-organ ini dapat muncul masih menjadi misteri alam yang harus diselesaikan.3

Kesimpulan

Dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah, teori bahwa burung berevolusi dari dinosaurus, sebagaimana ditayangkan oleh Discovery Channel tidak valid. Sumber-sumber evolusionis seperti Discovery Channel menutup telinga mereka dari kenyataan-kenyataan ilmiah dan terus menganggap potongan-potongan fiksi mengaumkan ini sebagai teori ilmiah. Kami telah meminta Discovery Channel untuk meninggalkan kebohongan yang digambarkan oleh ornitholog terkenal Larry Martin sebagai sesuatu yang "memalukan" dan memandang burung dan dinosaurus sebagai spesies terpisah.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop