Adnan Oktar selalu menghadiri kuliah-kuliah dengan membawa dokumen-dokumen saintifik serta kumpulan riset-risetnya dan melakukan diskusi dengan para staf pengajar mengenai filsafat materialistik dan teori evolusi. Pada saat itu, ada dua orang staf pengajar yang tak henti-hentinya berbicara tentang evolusi dan melakukan propaganda atheisme. Karenanya, dua orang ini menjadi populer dan dihormati di kalangan para mahasiswa Marxis. Namun ketidakbecusan dalam mempertahankan pendapat mereka dalam diskusi-diskusi mereka dengan Adnan Oktar, ditambah dengan jawaban-jawaban yang tidak logis yang mereka berikan telah secara gamblang memperlihatkan kegagalan dan kepalsuan dari teori-teori yang mereka ajarkan kepada para mahasiswa.
Suatu hari setelah kuliah, satu dari staf pengajar ini melakukan diskusi singkat namun cukup mengena dengan Adnan Oktar mengenai kebuntuan teori evolusi. Pengajar ini tidak mampu memberikan penjelasan dan jawaban yang masuk akal atas dokumen-dokumen saintifik dan penjelasan logis yang diberikan Adnan Oktar. Segala yang ia dapat lakukan adalah tergopoh-gopoh meninggalkan tempat itu. Kekalahannya dalam berdiskusi di hadapan mata para mahasiswa membuatnya sangat terpukul. Semenjak itu, staf pengajar yang biasanya membuat pembicaraan filsafat yang “serius” dan panjang dengan para mahasiswanya di koridor-koridor setelah kuliah kini terlihat tergesa-gesa untuk menuju kantornya agar tidak bertemu dengan Adnan Oktar. Sebagian besar dari para mahasiswa Universitas Mimar Sinan pada masa itu mengetahui tentang hal ini.
0 komentar:
Posting Komentar